Market

Amankan Cadangan Pangan, ID Food Dapat Tugas Dadakan Impor 20 Ribu Ton Bawang Putih


Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut pihaknya telah menugaskan ID Food untuk mengamankan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) komoditas bawang putih sebagai upaya mengantisipasi lonjakan harga bawang putih nasional yang merupakan imbas dari kenaikan harga bawang putih dunia dan nilai tukar rupiah (currency rate).

Sebagaimana diketahui, sebelumnya pemerintah belum memiliki cadangan untuk komoditas ini.

Arief mengatakan, pemerintah telah menugaskan ID Food untuk mengimpor bawang putih sebanyak 20 ribu ton untuk CPP. Hal ini sebagaimana diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) terakhir dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Jadi kemarin diputuskan dalam Rakortas terakhir, sebelum Lebaran. BUMN pangan yang ditugaskan adalah ID Food, dicoba dulu 20 ribu ton,” kata Arief kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Sama seperti halnya tahapan importasi pihak swasta, kata Arief, ID Food setelah mendapatkan penugasan ini juga perlu mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Arief menyebut ID Food harus secepatnya melakukan pengadaan komoditas bawang putih untuk CPP. Ia turut mendorong agar Kementan dan Kemendag mempermudah proses penerbitan izin impor untuk komoditas tersebut.

“Harus secepatnya, karena ini harus didorong. Jadi begitu rapat koordinasi terbatas itu harusnya Kementan harus sudah langsung kasih RIPH, kemudian Kemendag harus langsung berikan SPI gitu ya. Supaya barang bisa masuk segera,” ucap dia.

Adapun untuk sistem pemberian subsidinya, kata Arief, secara komersial. Jadi pemerintah akan memberikan subsidi berupa pinjaman bunga murah, yakni 4 persen kepada ID Food, untuk kemudian ID Food bisa melakukan pengadaan bawang putih dari importasi.

“Penugasan kepada BUMN itu ada yang subsidi pemerintah, ada yang secara komersial, karena nggak perlu disubsidi. Begitu diberikan izin, kemudian impor, dan dijual dengan profit yang wajar. Kan kita sama-sama monitoring, itu bisa. Untuk yang CPP bawang putih ini sistemnya komersial. Subsidinya nanti ada di CPP-nya, subsidi bunga. Kalau subsidi bunga normal sekarang itu di atas 10 persen, tapi pemerintah memberikan keringanan subsidi bunga (jadi 4 persen),” jelasnya.

“(Untuk anggarannya) sudah ada dari Kemenkeu Rp28,7 triliun, bisa dipakai bekerja sama dengan Himbara dana murah, tinggal si BUMN pangan bersama BUMN himbara itu melakukan kerja sama,” ucapnya.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button